Sabtu, 18 September 2010

Dahulu Benteng, Sekarang Istiqlal

Hampir semua pemimpin tertinggi negara ini Juga selalu salat di masjid yang dibangun di masa pemerintahan Presiden Soekarno itu. Tapi, tahukah anda riwayat tempat tersebut sebelum menjadi bangunan ibadah yang terbesar di Asia Tenggara?

Gubernur Jenderal Van den Bosch membangun Ben- teng Frederik Hendrik tahun 1834. Benteng itu terletak di luar tembok kota Batavia, tepatnya di tengah-tengah Taman Wilhelmtna. Setiap pagi dan malam kerap dibunyikan letusan meriam di benteng tersebut. Selain Itu, di atas benteng itu dipasang sebuah lonceng besar. Lonceng besar itu milik pedagang arloji yang berdarah . Belanda di Rijswijk (Jalan Veteran). Nama toko arloji itu "Van Arken".

Selain benteng, di Taman Wllhelmina juga pernah berdiri monumen untuk memperingati serdadu Belanda yang tewas pada perang Aceh. Nama monumennya. Atjeh Monument". Di sekitar itu juga pernah dibangun benteng kecil yang usianya lebih tua dibandingkan Benteng Frederik Hendrik, yakni kubu pertahanan Noordwijk (Jalan Ir Juanda) yang dibangun di tahun 1657.

Benteng itu diperkirakan terletak di halaman Masjid Istiqlal kini, yakni di antara Jalan kereta api dan Sungai Ciliwung di sebelah barat Jalan Pos. Adolf Heuken dalam buku Tempal-Tempat Bersejarah di Jakarta (1997). disebutkan di luar kota Batavia dibangun kubu pertahanan, yakni Noordwijk. Kubu pertahanan itu pernah digambar oleh J Rach pada abad ke-18. Berdasarkan gambar J Rach itu benteng terletak di persilangan Jalan Ir H Juanda dan jalan layang kereta api. Pagar di sebelah kanan diperkirakan segaris dengan permulaan halaman Masjid Istiqlal sekarang. Pintu alr yang digambarkan di tengah-tengah lukisan tersebut saat ini masih ada dan masih berfungsi sebagai pintu alr.

Pos-pos pertahanan itu sangat dibutuhkan kompenl untuk menjaga ketenteraman dan kestabilan di wilayahnya. Pasalnya, sisa-sisa tentara Kerajaan Mataram kerap menjelajah daerah tersebut.

Presiden RI Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta tidak sepaham dalam menentukan lokasi Masjid Istiqlal. Bung Karno memilih di Taman WUhelmlna, sedangkan Bung Hatta meThilih di sekitar Thamrin. Menurut Bung Hatta, membangun masjid di taman itu akan membongkar bangunan benteng yang menelan biaya tinggi.

Namun, keputusan di tangan Bung Karno. Masjid Istiqlal dibangun di lahan bekas benteng Belanda, berseberangan dengan Gereja Katedral. Bung Karno berharap masjid dan gereja saling berdampingan itu dapat menunjukkan kerukunan dan keharmonisan umat beragama di Indonesia,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Atas Berkat Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa
I Love Indonesia